Truk-truk Sampah New York Bawa Pesan Lingkungan

Berbeda dengan truk-truk sampah pada umumnya, lima truk sampah baru milik Departemen Sanitasi New York terlihat lebih berwarna dan jauh dari kesan membosankan. Tidak hanya itu, ada banyak pesan lingkungan tertulis pada bagian luarnya.

Truk-truk dengan berat masing-masing 23 ton itu merupakan “kanvas” para seniman New York yang peduli pada lingkungan. Lewat karya seni mereka, mereka ingin truk-truk yang hampir setiap hari berkeliling ini menggugah kesadaran warga untuk lebih peduli pada lingungan.

Vincent Gragnini, juru bicara Departemen Sanitasi New York, menegaskan pentingnya perubahan yang dilakukan.“Kita saat ini berada di bengkel utama Departemen Sanitasi New York. Bangunan ini luas, dan panjangnya setara dengan tinggi Empire State Building. Ini adalah fasilitas besar. Inilah adalah bagian pengecatan. Kami mengundang para seniman dari seluruh penjuru kota ini untuk melukis lima truk pengumpul sampah untuk dijadikan karya seni keliling kota,” jelasnya.

Truk-truk sampah ini akan beroperasi di lima wilayah, yang biasa disebut borough di New York. Pada intinya, menurut Gragnini, truk-truk itu untuk mengingatkan masyarakat agar rajin membuat kompos, mendaur ulang, dan untuk mengurangi jejak karbon mereka.

Donnell McFadden, seorang seniman Bronx yang akrab dipanggil Jigga, menceritakan apa yang dilukisnya pada truk sampah. “Bersihkan. Jangan buang sampah sembarangan. Daur ulang. Pesan-pesan seperti itulah. Pokoknya mudah dibaca oleh orang-orang yang sedang mengemudi,” jelasnya.

Seorang pekerja departemen sanitasi menempatkan tenda ke dalam truk sampah setelah dipindahkan dari perkemahan para tunawisma di East 9th Street di Manhattan, New York City, AS, 6 April 2022. (REUTERS/Andrew Kelly)

Fatima Zahra, seorang seniman Queens, yang juga terlibat dalam proyek itu, mengatakan, lukisan karyanya bukan untuk menggurui, tapi untuk membujuk masyarakat. “Kami mengusung tema daur ulang. Kami tidak ingin pesan itu terlihat terlalu eksplisit, itulah sebabnya kami menggambarkan sejumlah orang pada lukisan untuk memberikan dinamika yang berbeda pada karya ini secara keseluruhan,” jelasnya.

Lima pelukis dipilih dalam seleksi ketat selama berhari-hari. Dari setiap borough kemudian dipilih salah satu seniman yang memang terbukti tinggal di sana, tanpa memedulikan asal muasalnya. Truk sampah Brooklyn, contohnya, dilukis oleh Yukiko Izumi, seorang desainer grafis dan mural yang lahir dan dibesarkan di Jepang, namun kini menetap di Sunset Park, Brooklyn. [ab/uh]

Sumber: www.voaindonesia.com